find us on facebook

Welcome. .

selamat datang di blog saya, semoga bermanfaat :)

mount merapi is very dazzle

click this picture for more read

Kraton Yogyakarta

more information click here

sadranan beach very beautiful beach

click this picture for more information

siung beach with white sand

siung is very beautiful, click this picture for read siung beach

parangtritis with high waves

click here for more read

Showing posts with label tips dan trik. Show all posts
Showing posts with label tips dan trik. Show all posts

Sunday, August 5, 2012

BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI DALAM SISTEM PENDIDIKAN KITA


tulisan ini saya dapat di sebuah jejaring sosial, yang walaupun cuma copy paste dari facebook tapi saya ingin share lewat blog ini,,bagaimana sebuah sistem pendidikan yang memang cocok untuk indonesia ??apakah sistem pendidikan seperti jaman sekarang sudah sangat cocok??saya juga kurang tau mana yang lebih cocok dari sistem pendidikan yang lain ,

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”

“Dari Indonesia,” jawab saya.

Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.

Friday, July 20, 2012

efek puasa pada otak


Ada anggapan berpuasa membuat orang lemas hingga orang berpuasa akan semakin malas berpikir atau dengan kata lain membuat orang semakin bodoh. Namun ternyata fakta itu tidak benar.

Menurut Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Prof Ahmad Fadil berpuasa sebenarnya membuat seseorang semakin cerdas. Hal itu diun...gkapkannya saat memberikan tausiyah pada acara buka puasa bersama di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Jalan AH Nasution, Medan belum lama ini.

Menurut Ahmad Fadil, berdasarkan hasil penelitian, orang lapar orang lebih cerdas dibanding orang yang tidak lapar. "Itu mengapa orang yang tinggal di negerinya sendiri tidak lebih sukses dibanding yang merantau," ujarnya.

Bagi perantau tantangan hidupnya lebih besar. Pada saat banyak tantangannya, otak akan bekerja lebih keras dan akan menjadi lebih cerdas. "Sehingga salah kalau berpendapat kalau puasa makin bodoh, sebenarnya kenyanglah yang membuat orang jadi bodoh, karena cenderung malas," ungkapnya.

Ia pun mengajak para jamaah buka puasa bersama untuk lebih memaksimalkan akalnya pada saat berpuasa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta berharap puasa yang hanya tersisa dua puluh hari lagi tidak disia-siakan.


sumber:
http://www.tahukahkamu.com/2011/08/efek-puasa-terhadap-otak-manusia.html#ixzz21E3rTjK4

obat mujarab adalah Dzikir Air


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... “… Dan dari pada air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…” (Q.S. Al-Anbiya : 30)

Dalam kajian kitab-kitab tafsir klasik, ayat diatas diartikan bahwa tanpa air, s...emua akan mati kehausan.

Di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama menemukan keajaiban tentang air dari percobaannya selama bertahun-tahun.

Hasil percobaannya tersebut dapat kita baca dalam bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul “Mukjizat Air”

Air murni dari pegunungan di do’akan secara agama Shinto, lalu didinginkan pada suhu -5 derajat Celcius di sebuah laboratorium.
Hasilnya, ternyata molekul air membentuk Kristal segienam yang indah.

Percobaan diulangi dengan membaca “Arigato” (Terima Kasih ; bahasa Jepang) didepan air tadi, kemudian Kristal dari air tersebut kembali membentuk keindahan yang berbeda. Lalu diucapkan kata “Setan” pada air tersebut, dan hasilnya ternyata kristal air tersebut membentuk suatu bentukan yang terlihat mengerikan.

Dan ketika diputarkan musik klasik (Symphoni Mozart), kristal air tersebut berubah menjadi bentuk bunga.


Ketika percobaan air diteruskan dengan bacaan Islam “Bismilah” (oleh ulama setempat), spontan Kristal air tersebut kembali mengalami perubahan bentuk, nampak terlihat keindahan yang menakjubkan yaitu berbentuk segi enam dengan lima cabang daun berkilauan).

Peristiwa tersebut bukan sihir, sulap, takhayul ataupun sebab kecanggihan teknologi. Tetapi nyata, kajian intelektual yang pernah dipresentasikan dan diperagakan di Markas PBB di New York pada bulan Maret tahun 2005 silam.

Subhanallah… Ternyata air mampu “mendengar”, “membaca” dan “mengerti” serta “merekam” kata-kata atau pesan, seperti layaknya pita magnetic (Compact Disc).

Air juga ternyata mampu “mentransfer” kata-kata atau pesan tadi melalui molekul air yang lain.


Dengan temuan ini, dapat menjawab sekaligus menjelaskan tentang “Mengapa air putih yang dido’akan bisa menyembuhkan orang sakit?”

Sebelum mengetahui tentang hal ini, mungkin ada dari yang sedang membaca tulisan ini, dan termasuk saya sendiri pun pernah memiliki anggapan bahwa orang yang sembuh berkat meminum air putih yang telah dido’akan tersebut hanya sugesti saja, bahkan mungkin ada yang menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang konyol atau musyrik?

Akan tetapi, pada kenyataannya… air memang mampu menangkap pesan do’a kesembuhan, menyimpannya, yang kemudian setelah diminum getarannya merambat kepada molekul air yang lain yang ada ditubuh si sakit.

Seperti yang kita ketahui, bahwa tubuh kita 75% terdiri atas air, darah mengandung 82% air dan tulang yang keras pun mengandung 22% air.

Air putih (air minum) dirumah kita, jika setiap hari dido’akan dengan khusyu kepada Allah SWT, agar peminumnya sholeh, sehat, cerdas dll. Niscaya, akan berproses ditubuh , meneruskan pesan/do’a kepada molekul air yang berada di bagian otak dan pembuluh darah peminumnya.

Dengan izin Allah SWT, pesan/do’a tadi akan dilaksanakan oleh tubuh tanpa disadari. Bila air minum disuatu kota dido’akan dengan serius untuk kesholehan, Insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik.

Rasulullah SAW bersabda “Zam-zam lima syuriba lahu” (air zam-zam akan melaksanakan pesan dan niat bagi yang meminumnya).

Barang siapa yang meminumnya supaya kenyang, maka ia akan kenyang, barang siapa yang meminumnya untuk menyembuhkan sakit, maka ia akan sembuh.

Subhanallah, ini telah menjelaskan pula mengapa air Zam-zam begitu berkhasiat karena dia menyimpan do’a jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrohim a.s.
.
Bila kita mau merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang air, kita akan tersentak bahwa masih banyak rahasia Al-Qur’an yang belum kita pahami. Bahwa air ternyata bukan sekedar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh dan sifat-sifat lainnya yang mungkin belum kita ketahui.

Perlu diingat, Islam adalah agama yang lekat dengan air.


Sholat perlu air untuk Wudhu, mandi/junub perlu air bahkan ketika seorang umat Muslim meninggal pun membutuhkan air untuk memandikan mayat.

Namun saat ini, masih banyak diantara kita yang kadang memperlakukan air dengan semena-mena, membuang-buang air secara mubadzir bahkan tak jarang diantara kita mencemarinya, Astagfirullah…

Semoga, kedepannya kita dapat memanfaatkan air dengan sebaik-baiknya ...

Wallaahu a’lam bish shawab ...

Tuesday, January 3, 2012

menghidupkan semangat pagi


Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Tanyakan pada seorang pelari, kesuksesannya saat start berpengaruh besar baginya untuk terdepan mencapai garis finish. Ketika ia telat start, maka ia harus bersusah payah untuk mendahului lawan-lawannya. Saking berpengaruhnya, maka kita kenal “curi start” dalam perlombaan lari.

Tanyakan juga pada perenang. Lompatan awalnya sangat berpengaruh untuk kesuksesannya terdepan menyentuh garis finish. Kalau terlalu pendek melompat, atau malah terpeleset, maka ia akan kesulitan mengalahkan lawan-lawannya. Tanyakan juga pada pembalap. Bagaimana pentingnya sebuah start. Kalau bisa, ia harus berada di posisi nomor 1 dalam start.

Begitu juga dalam keseharian kita. Start yang baik di pagi hari akan berpengaruh bagi kesuksesan kita di hari itu.

Kalau kita terbangun tanpa semangat, maka kemurungan akan mengisi hari kita. Tetapi kalau kita terbangun dengan penuh semangat dan bergairah, maka hari yang cerah telah menunggu kita.

Setiap hari adalah pertempuran. Kita harus memenangkan pertempuran dalam setiap harinya. Oleh karena itu, kita harus memasuki pertempuran dengan mental seorang pemenang, bukan pecundang. Dengan begitulah kita bisa berjaya di medan pertempuran.

Boleh saja mensugesti diri ketika bangun tidur dengan kata-kata yang bersemangat. Misalnya, “Selamat datang di hari yang menyenangkan…”, atau “Selamat pagi, waah senangnya bertemu hari yang baru…”. Kata-kata motivasi tersebut semoga bisa membuat kita lebih bersemangat mengarungi itu.

Tapi ada kata-kata yang penuh motivasi yang diajarkan oleh Rasulullah. Kata-kata yang bukan sekedar mantra, tapi menyemangati kita. Kata-kata tersebut dalam bentuk doa.

Terdapat dalam hisnul muslim, bacaan ketika bangun tidur ialah: “Alhamdulillahilladzi ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihinnusyuur.” “Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.” Doa tersebut bisa menjadi kata-kata penyemangat kalau diresapi ketika diucapkan, asal bukan sekedar ucapan rutin tanpa penghayatan, apalagi bila tidak diucapkan. Kata-kata tersebut bukan mantra, tapi doa yang maknanya menyemangati.

“Alhamdulillah”. Ucapan syukur seorang hamba atas berbagai nikmat-Nya. Melalui ucapan pertama ketika bangun tidur, Rasulullah mengajak kita untuk menyadari bahwa hidup kita berada dalam limpahan nikmat-Nya. Dan seperti hari-hari yang lain, hari yang akan kita masuki adalah hari yang berlimpahan nikmat-Nya. Ada segudang nikmat tak terhitung yang menunggu kita di hari itu. Dan bersiap lah mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi melalui ucapan tersebut.

“Allah tidak memberikan nikmat kepada seorang hamba yang kemudian ia membaca Alhamdulillah, melainkan nikmat yang Dia berikan lebih baik dari apa yang diterima oleh hamba itu.” (Diriwayatkan Ibnu Majah dari Ibnu Umar).

Kalau kita tahu bahwa ada nikmat yang berlimpah yang akan menunggu kita, lalu apa yang membuat kita tidak bergairah menyambut hari? Maka ucapkanlah “Alhamdulillah” dengan senyum dan penuh penghayatan, menghadirkan kata-kata tersebut ke dalam hati dan tulus berterima kasih kepada Allah swt atas segala nikmat-Nya.

“Alladzi ahyanaa ba’da maa amaatanaa…”. Setelah mengucapkan syukur, kesadaran kita diarahkan pada kenyataan bahwa kita sedang hidup. Kita mendapatkan kehidupan setelah melalui proses kematian kecil – yang juga adalah nikmat-Nya yang lain. Kehidupan inilah yang menjadi objek syukur dalam doa ini. Dan Allah lah yang memberi nikmat tersebut.

Ya, kehidupan itu adalah sebuah nikmat. Karena melalui kehidupan lah kita bisa merasakan berbagai nikmat tak terhitung dari Allah. Dan melalui kehidupan, kita mendapat kesempatan berbuat untuk kehidupan yang lain di akhirat nanti, yang kekal abadi. Karena itu bersemangat lah menjalani nikmat Allah yang satu ini!!!

“Wa ilaihin nusyuur”. Doa ini, kata-kata penyemangat ini, ditutup dengan kesadaran bahwa kita akan kembali pada-Nya. Kesadaran ini membuat kita bertambah semangat lagi, karena kita sebagai seorang muslim tentu menginginkan perjumpaan dengan-Nya. Seorang muslim mustilah rindu begitu sangat kepada-Nya.

Maka bagi orang yang rindu akan perjumpaan pada-Nya, bersemangatlah menggunakan nikmat hari yang cerah ini untuk diisi dengan amal sholeh. Ayo semangat!!!

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS Al Kahfi : 110)

Kesadaran bahwa kita akan kembali pada-Nya, akan membuat kita bergairah mengarungi hidup walau pun kita sadar kita memiliki masalah. Tertanam dalam kesadaran kita, bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, dan akan kembali kepada Allah. Kita sadar bahwa berbagai penyakit dan musibah yang kita hadapi adalah dari Allah – dengan tujuan untuk menguji kita, dan Allah lah tempat kita memohon agar Ia rela mengambil semua penyakit dan masalah kita. “Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un”

Allah lah tempat kembali kita. Kita ‘mentok’ kepada-Nya. Penggal ini dalam doa sesudah tidur, membuat kita menjadi optimis dan bersemangat menghadapi berbagai masalah yang ada, karena kita punya Allah. Kita punya Allah. Kita serahkan pada-Nya berbagai permasalahan kita. Dan ia adalah sebaik-baik Pemecah Masalah.

Ayo, semangatlah mengarungi hari yang baru. Awali hari ini dengan start yang baik, yang elegan. Motivasi diri kita dengan sunnah Rasulullah, doa bangun tidur.

sumber : sahabat cahaya on fb

Monday, January 2, 2012

perjalanan kesempurnaan kepribadian manusia


Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Abdul Fattah Rashid Hamid, Ph.D, seorang psikolog Muslim menyebutkan bahwa perjalanan setiap individu dalam menuju kesempurnaan kepribadian akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut:

Kepribadian tingkat 1 : An-Nafs al-Ammarah ...

Pada tingkat ini manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Di tingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenis-nya, menjadi paling dominan.

Kepribadian tingkat 2 : An-Nafs al-Lawwamah ...

Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subyek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.

Kepribadian tingkat 3 : An-Nafs al-Mulhimah ...

Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat taqwa dan mencari ridho Allah adala semboyanya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu introspeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu zikir dan mengikuti sunah nabi Muhammmad saw.

Kepribadian tingkat 4 : An-Nafs al-Qona'ah ...

Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain. Ketinggalan 'status' baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidak puasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah menunjukkan keserakahan dan ketidak matangan pribadi. Pada tingkat ini, manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apa pun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apa pun.

Kepribadian tingkat 5 : An-Nafs al-Mut'mainnah ...

Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah swt. Ia tidak ingin memperoleh "pengakuan" dari masyarakat atau pun tentang tujuannya. Jiwanya telah tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuanya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali pada Allah. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.

Kepribadian tingkat 6 : An-Nafs al-Radiyah ...

Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah ridha padanya. Ia selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Tuhan. Ia menyadari bahwa Islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah,""..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu..". Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terima kasih-nya.

Kepribadian tingkat 7 : An-Nafs al-Kamilah ..

Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna (al-Insan al-Kamil). Kesempurnaanya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. "Selubung diri"-nya telah terbuka hanya mengikuti kesadaran Ilahi. Nabi Muhammad saw adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadianya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia

Yang menjadi pertanyaan adalah
di tingkat manakah diri kita berada .. ? ..

sumber : sahabat cahaya on fb

tangisan kaum adam


Bismillah .. Tahukah engkau, kaum pria sesungguhnya jauh lebih sering MENANGIS..:'(. Namun mereka menyembunyikan tangisnya di dlm kekuatan akalnya.

Itulah mengapa Tuhan menyebutkan pada pria terdapat 2x lipat akal seorang wanita. Dan itulah sebabnya mengapa tiada yg kau lihat melainkan ketegarannya.
...
Pria menangis karena tanggung jawabnya di hadapan Tuhannya. Dia menjadi tonggak penyangga dalam rumah tangga. Menjadi pengawal Tuhan bagi Ibu, saudara perempuan, istri & anak-anaknya.

Maka...

tangisnya pun tidak pernah nampak di bening matanya. Tangis pria adalah pada keringat yg bercucuran demi menafkahi keluarganya.

Tidak bisa kau lihat tangisnya pada keluh kesah di lisannya. Pria "menangis" dalam letih & lelahnya menjaga keluarganya dari kelaparan.

Tidak dapat kau dengar tangisnya pada omelan-omelan di bibirnya. Pria menangis dalam tegak & teguhnya dalam melindungi keluarganya dari terik matahari, deras hujan serta dinginnya angin malam.

Tidak nampak tangisnya pada peristiwa kecil & sepele. Pria menangis dalam kemarahannya, bila kehormatan diri & keluarganya digugat.

Pria menangis dengan sigap bangunnya di kegelapan dini hari...

Pria menangis dengan bercucuran peluhnya dalam menjemput rejeki....

Pria menangis dengan menjaga serta melindungi orang tua, anak & istri...

Pria menangis dgn tenaga dan darahnya menjadi garda bagi agamanya....

Namun...
Pria pun sungguh2 menangis dengan air matanya di kesendiriannya, menyadari tanggungjawabnya yg besar di hadapan Tuhannya....

Pandanglah Ayah.....
Pandanglah Suami.....
Pandanglah Saudara2 laki2.....
Sesungguhnya syurga Allah berada di dlm keridha'an mereka...

sumber : sahabat cahaya on fb

perbedaan cara berfikir perempuan dan laki laki


Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Tantangan besar yang dihadapi laki-laki adalah memahami perempuan secara benar, ketika ia mengungkapkan perasaannya. Bagi perempuan tantangan terbesarnya adalah memahami laki-laki secara benar ketika dia diam. Yaitu diam yang membingungkan yang tidak diketahui sebab-sebabnya oleh perempuan.

Biasanya dalam kondisi ini perempuan akan memahaminya secara tidak benar. Menurut perempuan diamnya laki-laki adalah seperti teka-teki ( misteri) yang membingungkan.

Biasanya yang terjadi laki-laki diam secara tiba-tiba tanpa ada sebab. Ditengah – tengah laki-laki sedang bicara kemudian secara cepat ia berubah menjadi diam hal ini biasa bagi laki-laki. Bagi perempuan diam tersebut dipandang aneh karena perempuan memiliki tabiat selalu bicara.

Ketika laki-laki berhenti bicara dan tidak tanggap pada siapapun, awalnya perempuan akan menganggap laki-laki tersebut tuli. Karena tidak bisa mendengar orang disekitarnya. Inilah penyebab ia tidak bisa diajak bicara menurut anggapan perempuan.

Padahal sebenarnya ada sebab lain yang tidak terlintas dalam otak perempuan. Yaitu cara dan proses berfikir laki-laki secara umum berbeda dengan perempuan . Perempuan akan berfikir dengan mengeluarkan suara yang keras dan bisa di dengar kemudian orang lain akan ikut serta dalam proses tersebut. Artinya proses berfikirnya perempuan dengan bicara. Anehnya perempuan bisa menyingkap masalah sampai pada maksud yang dikehendakinya melalui cara berfikir dengan suara yang terdengar tersebut.

Cara berfikir perempuan adalah dengan memberikan tempat bagi pikirannya untuk bisa berjalan. Kemudian menjalankannya dengan mulut atau mengatakannya dengan suara yang bisa di dengar. Hal ini secara spontanitas akan membantu dirinya menghilangkan hambatan dan intuisi dirinya.

Proses berfikir seperti ini menjadi kebiasaan perempuan. Dan terkadang menjadi hal yang harus dilakukan

Sementara cara berfikir laki-laki berbeda sama sekali. Laki-laki sebelum mulai bicara, akan melakukan proses berfikir terhadap apa yang di dengar dan disaksikan. Laki-laki menggunakan cara berfikir terlebih dulu baru kemudian menemukan jawaban atau pemecahan yang tepat. Semua proses itu berjalan dalam otaknya tanpa dimunculkan melalui lidah. Ia berfikir dengan cara diam dan tidak mengatakan satu katapun. Setelah menemukan jawaban yang dicari atau pemecahan yang tepat, baru ia mulai berbicara.

Proses ini terkadang hanya memakan waktu singkat, tidak lebih dari satu menit atau lebih sedikit, namun terkadang juga menghabiskan waktu lebih lama, bahkan membutuhkan waktu berjam-jam. Tergantung pada masalah yang difikirkan.

Karena itulah , ketika laki-laki dan perempuan berbincang-bincang , kemudian diselingi pertanyaan dari perempuan maka perempuan akan menanti dulu jawaban dari laki-laki. Ketika laki-laki merasa kesulitan memberikan jawaban atau merasa tidak memiliki pengetahuan yang memadai atau akan memberikan jawaban yang tidak bisa diterima, maka ia akan mulai berfikir secara diam dan berusaha mendapatkan jawaban yang bisa disampaikan kepada perempuan.

Pada saat tersebut, saat diam yang kadang lama sekali, perempuan akan merasa bingung dan kadang menyebabkan ia marah. Karena ia mengira laki-laki berpura-pura tidak tahu dan tidak tahu kalau ia mengajaknya berbicara.

Perempuan harus tahu bahwa dugaannya tersebut salah. Dan ia harus memahami laki-laki ketika dia diam. Sebenarnya dengan cara diam tersebut seakan-akan dia mengatakan, “Sayangku, pertanyaanmu sulit sekali”. Kamu berhak menanyakan hal tersebut dan aku berkewajiban menjawabnya. Tetapi sampai sekarang aku belum tahu apa jawaban yang akan kukatakan. Aku belum mendapat jawaban yang tepat. Namun kini aku sedang berfikir dan berusaha mendapatkan jawaban tersebut. Aku harap kamu memberikan waktu yang cukup kepadaku.”

Ia sama sekali tidak ingin mengatakan, “Aku tak ingin menjawab pertanyaanmu, sebab amat sulit, juga karena aku tidak perhatian padamu dan aku pura-pura tidak mendengarmu. Yang kamu katakan tersebut remeh sekali dan tidak berarti. Aku akan berpura-pura tidak tahu dan tidak akan kujawab.”

Biasanya perempuan sangat buruk dalam memahami diamnya laki-laki. Ukuran keburukan tersebut sangat bergantung pada keadaan jiwa perempuan saat itu. Juga segala yang ia alami pada hari itu.... Bila jiwa perempuan pada waktu itu sedang jatuh dan hari-harinya penuh dengan berbagai permasalahan, terkadang ia mulai membayangkan hal-hal yang paling buruk.......

sumber : sahabat cahaya on fb

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More