maav buat para pembaca yang budiman,,saat ini blog sedang mengalami eror ,,dan sedang dalam peeeeerrrbaikan,,
all about electronics, science, blogging, and personal.
sumber : sahabat cahaya on fb
Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Abdul Fattah Rashid Hamid, Ph.D, seorang psikolog Muslim menyebutkan bahwa perjalanan setiap individu dalam menuju kesempurnaan kepribadian akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut:
Kepribadian tingkat 1 : An-Nafs al-Ammarah ...
Pada tingkat ini manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Di tingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenis-nya, menjadi paling dominan.
Kepribadian tingkat 2 : An-Nafs al-Lawwamah ...
Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subyek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.
Kepribadian tingkat 3 : An-Nafs al-Mulhimah ...
Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat taqwa dan mencari ridho Allah adala semboyanya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu introspeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu zikir dan mengikuti sunah nabi Muhammmad saw.
Kepribadian tingkat 4 : An-Nafs al-Qona'ah ...
Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain. Ketinggalan 'status' baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidak puasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah menunjukkan keserakahan dan ketidak matangan pribadi. Pada tingkat ini, manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apa pun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apa pun.
Kepribadian tingkat 5 : An-Nafs al-Mut'mainnah ...
Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah swt. Ia tidak ingin memperoleh "pengakuan" dari masyarakat atau pun tentang tujuannya. Jiwanya telah tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuanya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali pada Allah. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.
Kepribadian tingkat 6 : An-Nafs al-Radiyah ...
Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah ridha padanya. Ia selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Tuhan. Ia menyadari bahwa Islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah,""..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu..". Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terima kasih-nya.
Kepribadian tingkat 7 : An-Nafs al-Kamilah ..
Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna (al-Insan al-Kamil). Kesempurnaanya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. "Selubung diri"-nya telah terbuka hanya mengikuti kesadaran Ilahi. Nabi Muhammad saw adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadianya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia
Yang menjadi pertanyaan adalah
di tingkat manakah diri kita berada .. ? ..
sumber : sahabat cahaya on fb
Bismillah .. Tahukah engkau, kaum pria sesungguhnya jauh lebih sering MENANGIS..:'(. Namun mereka menyembunyikan tangisnya di dlm kekuatan akalnya.
Itulah mengapa Tuhan menyebutkan pada pria terdapat 2x lipat akal seorang wanita. Dan itulah sebabnya mengapa tiada yg kau lihat melainkan ketegarannya.
...
Pria menangis karena tanggung jawabnya di hadapan Tuhannya. Dia menjadi tonggak penyangga dalam rumah tangga. Menjadi pengawal Tuhan bagi Ibu, saudara perempuan, istri & anak-anaknya.
Maka...
tangisnya pun tidak pernah nampak di bening matanya. Tangis pria adalah pada keringat yg bercucuran demi menafkahi keluarganya.
Tidak bisa kau lihat tangisnya pada keluh kesah di lisannya. Pria "menangis" dalam letih & lelahnya menjaga keluarganya dari kelaparan.
Tidak dapat kau dengar tangisnya pada omelan-omelan di bibirnya. Pria menangis dalam tegak & teguhnya dalam melindungi keluarganya dari terik matahari, deras hujan serta dinginnya angin malam.
Tidak nampak tangisnya pada peristiwa kecil & sepele. Pria menangis dalam kemarahannya, bila kehormatan diri & keluarganya digugat.
Pria menangis dengan sigap bangunnya di kegelapan dini hari...
Pria menangis dengan bercucuran peluhnya dalam menjemput rejeki....
Pria menangis dengan menjaga serta melindungi orang tua, anak & istri...
Pria menangis dgn tenaga dan darahnya menjadi garda bagi agamanya....
Namun...
Pria pun sungguh2 menangis dengan air matanya di kesendiriannya, menyadari tanggungjawabnya yg besar di hadapan Tuhannya....
Pandanglah Ayah.....
Pandanglah Suami.....
Pandanglah Saudara2 laki2.....
Sesungguhnya syurga Allah berada di dlm keridha'an mereka...
sumber : sahabat cahaya on fb
sumber :